Review Film The Cabin in The Wood

Film dengan tema horror, pada umumnya memiliki ciri khas yang tidak begitu jauh berbeda satu dengan lainnya, baik dari segi ide utama, jalan cerita, setting, hingga pada cara mereka diakhiri. Lewat The Cabin in The Wood, Drew Goddard dan Joss Whedon mencoba menyajikan sebuah cerita yang mengupas bagaimana film horror itu dibuat, dengan disertai kritikan tajam, dan sedikit permainan yang menyenangkan.

Lima pemuda-pemudi dengan karakteristik yang berbeda, Curt (Chris Hemsworth), Dana (Kristen Connolly), Jules (Anna Hutchison), Marty (Fran Kranz), dan Holden (Jesse Williams), memutuskan mengisi liburan mereka dengan menyewa sebuah kabin ditengah hutan, dan terjebak di proyek rekayasa yang dibangun Sitterson (Richard Jenkins) dan Hadley (Bradley Whitford). Terkesan standard memang, dan dengan mudah anda dapat menebak hal apa yang akan dialami kelima anak muda tersebut. Goddard dan Whedon berhasil menciptakan pembukaan, yang bagi saya menciptakan impresi awal yang sangat kuat. Bahkan saya sempat terkejut ketika perbincangan santai antara Sitterson dan Hadley tengah berlangsung, secara tiba-tiba muncul tulisan besar berwarna merah bertuliskan “The Cabin in the Wood”. Efektif!!!


Impresi awal dari segi cerita, dikontrol dengan baik oleh Goddard dan Whedon. Anda akan diajak untuk mengikuti proses penelusuran kelima pemuda-pemudi ini, melalui permainan nakal mereka yang berujung bencana. Misteri disajikan dari intensitas paling kecil, perlahan mulai bergerak naik seiring dengan tingkat ketegangan yang diberikan. Namun kunci dari film ini yang mungkin jarang anda temui dari film bertemakan horror saat ini adalah bagaimana mereka menjaga misteri yang mereka ciptakan. Kekonyolan khas anak muda jaman sekarang, kemudian disuntikkan teknologi canggih, dan kembali proses bangkitnya hantu yang sudah familiar, berhasil membuat anda untuk tetap fokus sembari berpikir apa sebenarnya maksud dan tujuan dari cerita yang mereka sampaikan. Ini ditambah dengan rasa bingung pada kemanakah cerita ini akan berakhir, karena proses eliminasi yang Goddard dan Whedon berikan kepada tokoh utama.

Humor-humor cerdas yang disuntikkan, akan sedikit mengecoh anda pada awal film, dan menganggap “oh, ini hanya permainan”. Namun, layaknya kelima tokoh utama yang telah berhasil dikurung dalam “ruang bermain” bagi Sitterson dan Hadley, anda juga akan merasakan hal yang sama. Celakanya, plot utama dari cerita ini berhasil Goddard dan Whedon tutup dengan rapat, baik, dan cermat. Ini menjadikan sajian ketegangan yang sebenarnya tidak begitu berbeda dengan apa yang film horror berikan pada umumnya, terasa berbeda karena anda masih merasa gelap dengan cerita yang tidak mengalami gebrakan yang besar, namun bergerak perlahan dari tingkat rendah, cukup, hingga yang tertinggi.

Proses eliminasi yang Goddard dan Whedon kemas selama satu jam, memberikan kesan pertama bahwa proses tersebut masih akan berlanjut. Dan, Baam, Goddard dan Whedon menghadirkan twist, yang bagi saya berhasil memberikan gebrakan cerita yang sedikit lebih besar dibandingkan satu jam pertama. Penempatan yang cerdik, berbuah hasil yang sangat cemerlang. Cerita yang telah berjalan dengan indahnya dijalur utama, dibelokkan secara gamblang, yang berhasil menjadikan saya tersenyum bahwa dugaan saya cerita akan terkuak ternyata salah besar.


Overall, The Cabin in the Wood menghadirkan tontonan yang sangat memuaskan. Sebuah film yang telah dinantikan begitu lama, sukses memberikan jawaban yang memenuhi ekspektasi awal saya. Saya merasa beruntung dengan keputusan saya menjauh dari segala review yang telah muncul. Saya bukanlah seorang penggemar horror kelas fanatik. Mungkin hal itulah yang menjadikan apa yang disajikan film ini memberikan kesan yang sangat mendalam. Lewat naskah yang mayoritas bekerja dengan baik, Goddard dan Whedon berhasil mengajak anda ikut bermain bersama lima tokoh utama yang berhasil diperankan dengan baik oleh kelima cast. Dengan plot utama yang terus dijaga dengan baik dari awal hingga akhir, anda akan terus berpikir dan mungkin saja bingung dengan maksud dari cerita yang anda saksikan, sembari terus dijejalkan ketegangan-ketegangan di bagian tengah film, yang bagi saya bukanlah sesuatu yang baru untuk genre horror. Semua clue yang Goddard dan Whedon berikan sejak awal, berfungsi dengan baik. Keindahannya adalah, Goddard dan Whedon berhasil menciptakan sebuah batas, yang menjadikan luas cakupan cerita menjadi sempit, kemudian menyuntikkan misteri dengan cara perlahan, sehingga ancaman yang dihadapi kelima tokoh menjadi menumpuk, dan disaat yang tepat menghadirkan twist yang akan membuat anda mengatakan “wow”.

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »


EmoticonEmoticon